Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas dan bermakna, dengan mengetahui sumber daya yang tepat dapat membantu proses belajar murid menjadi lebih menyenangkan, mengambil sisi positif dan menggunakannya sebagai kekuatan dan membentuk karakter yang kuat, kreatif, mandiri dan berdaya guna.
Sebagai seorang pemimpin baik dikelas maupun disekolah, kita harus mampu mengidentifikasi dan mengelola segala sember daya (aset) yang dimiliki oleh sekolah untuk dapat dijadikan sebagai keunggulan sekolah dalam rangka mendukung perwujudan visi dan misi sekolah.
Sekolah sebagai sebuah ekosistem adalah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan faktor abiotik (unsur yang tak hidup). Kedua unsur itu saling berinteraksi satu sama lain, sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis dalam ekosistem sekolah.
Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Murid
2. Kepala sekolah
3. Guru
4. Staf / Tenaga Kependidikan
5. Pengawas sekolah
6. Orangtua siswa/wali murid
7. Masyarakat sekitar sekolah
Selain faktor biotik yang sudah disebutkan diatas, faktor-faktor abiotik juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran, Faktor abiotik yang ada dalam ekosistem sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Keuangan
2. Sarana prasarana
Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, sekolah akan berhasil jika mampu memandang segala aset sumberdaya yang dimiliki sebagai sebuah keunggulan, bukan dipandang sebagai sebuah kekurangan. Sekolah akan berfokus pada pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki tanpa berfokus memikirkan sisi kekurangan yang ada.
Dalam pengelolaan sumberdaya yang dimiliki ada dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based
Thinking).
Pendekatan ini akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa
yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan
cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang
menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara
tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan
curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang
yang ada di sekitar.
2.
Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking)
Pendekatan berbasis asset adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr.
Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif
untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan
mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan
sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang
bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang
positif.
Berikut perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset.
Dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya sebaiknya sekolah lebih menekankan pada pendekatan
berbasis aset. Selanjutnya pendekatan ini lebih dikenal dengan Pendekatan Komunitas
Berbasis Aset (PKBA).
Pendekatan PKBA
menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang
dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi
lebih berdaya guna. Pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian untuk dapat
menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan
potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang
diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki bukan pada kekurangan
yang dimiliki.
Menurut Green dan Haines (2002) dalam bukunya yang berjudul Asset Building and Community Development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:
1. Modal Sumber Daya (Manusia)
Sumber daya manusia yang
berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang
berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri
seseorang.
Pemetaan modal atau aset
individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan
keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan
kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu
yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala.
Pendekatan lain
mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang
berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok
orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok.
Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam
mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan
seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan
bermain musik.
2. Modal Sosial
Norma dan aturan yang
mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku
warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur
yang ada di dalam komunitas/masyarakat.
Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia,
kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan,
bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
Contoh-contoh yang
termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu
kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling
berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang
bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah
berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya.
Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya
asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur
organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses
pengembangan komunitas masyarakat.
3. Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
Bangunan yang bisa
digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium,
pertemuan, ataupun pelatihan.
Infrastruktur atau sarana
prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur
komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
4. Modal Lingkungan/alam
Bisa berupa potensi yang
belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian
alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang
bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Tanah untuk berkebun,
danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah,
bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan
sebagainya.
5. Modal Finansial
Dukungan keuangan yang
dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses
pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.
Modal finansial termasuk
tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji,
serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
Modal finansial juga
termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar,
bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual,
bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi
lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.
6. Modal Politik
Modal politik adalah
ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau
kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah
umum yang terjadi dalam komunitas.
Lembaga pemerintah atau
perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas
sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.
7. Modal Agama dan budaya
Upaya pemberian bantuan
empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan
utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah,
makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.
Kebudayaan yang unik di
setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma,
perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang
dalam sebuah ruang geografis.
Agama merupakan suatu
sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku
individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik.
Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi
juga perilaku atau amalan.
Identifikasi dan pemetaan
modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan
kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk
kelembagaan dan tokohtokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung
di dalamnya. - Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual
keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta
di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang
pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.
Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya merupakan
sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengelola dan
memanfaatkan berbagai aset-aset yang dimiliki oleh sekolahnya dalam rangka
mewujudkan visi dan misi sekolah untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan di
sekolah dan mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Untuk dapat
mengimplementasikan modul pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di kelas,
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah, maka seorang pemimpin harus mampu
bersinergi dengan semua pihak yang ada di sekolah baik dewan guru, staff, siswa,
orang tua siswa, dan juga masyarakat sekitar sekolah untuk dapat secara
bersama-sama menginventarisir/memetakan segala sumber daya (aset) yang dimiliki
sekolah dan menjadikan segala aset tersebut sebagai kekuatan yang dimiliki oleh
sekolah untuk dikelola dan dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
Salah satu aset yang
paling utama yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia. Jika modal manusia ini
mampu dimanfaatkan dan dikelola dengan baik maka mutu pendidikan di sekolah
akan meningkat. Seorang pemimpin sekolah harus mampu menggerakkan guru-guru yang
ada di sekolah untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
menyenangkan, dan juga pembelajaran berdiferensiasi, sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru lebih berpihak pada murid. Dengan sekolah mampu
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maka segala minat, bakat, dan
potensi yang dimiliki oleh murid akan dapat berkembang dengan maksimal.
Kaitan Modul 3.2 dengan Materi pada Modul Sebelumnya
Menurut Ki Hajar
Dewantara pendidikan adalah suatu proses memberi tuntunan terhadap segala
kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai
anggota masyarakat. Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu aset yang
dimiliki sekolah yaitu modal manusia (guru dan murid). Pemimpin harus
memastikan para gurunya melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada murid
sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya (kodrat alam dan kodrat
zaman). Dengan demikian maka murid akan dapat memaksimalkan minat, bakat, dan
potensi yang dimilikinya sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupannya.
Kaitan dengan Modul Nilai dan Peran Guru Penggerak
Seorang pemimpin harus
mampu memastikan modal manusia yang dimiliki sekolah utamanya guru agar dapat
menerapkan nilai-nilai guru penggerak dalam kesehariannya seperti mandiri,
reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Dengan diterapkan
nilai-nilai ini maka sekolah akan dapat mewujudkan murid yang memiliki profil
pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak
mulia, mandiri, bernalar kritis, kebhinekaan global, bergotong royong, serta
kreatif.
Kaitan dengan Modul Visi Guru Penggerak
Materi pada modul ini
(Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya) juga berkaitan dengan materi visi guru
penggerak. Seorang pemimpin harus mampu menyusun visi dan misi yang jelas,
terarah dan tentunya visi yang disusun tersebut harus berpihak pada sumber daya
yang dimiliki sekolah utamanya guru dan juga murid. Melalui penerapan Inkuiri
Apresiatif dengan menggunakan tahapan BAGJA, seorang pemimpin akan dapat
melakukan perubahan sekolah berbasis sumber daya yang akan menggerakkan warga
sekolah untuk melakukan perubahan positif. Perubahan positif yang dilakukan
secara konsisten akan melahirkan budaya positif dengan demikian modul ini pun
berkaitan dengan modul 1.4 tentang budaya positif.
Kaitan dengan Modul Pembelajaran Berdiferensiasi,
Sosial Emosional, dan Coaching
Dalam melaksanakan
pembelajaran seorang pemimpin harus mampu melasanakan pembelajaran yang sesuai
dengan minat, bakat, dan profil siswa atau yang dikenal dengan pembelajaran
berdiferensiasi. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini maka
seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memetakan aset/sumber daya yang
dimiliki utamanya aset manusia yaitu siswa. Sehingga pembelajaran yang
dilaksanakannya akan bermakna bagi siswa.
Potensi-potensi dan
kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan
memperhatikan sisi sosial emosional siswa. Sebagai seorang pemimpin kita harus
memahami sisi sosial emosional siswa, sehingga ketika ada siswa kita yang
mengalami permasalahan maka kita akan dapat memberikan layanan berupa coaching.
Coaching bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
menggali potensi-potensi yang dimiliki siswa untuk dapat dikembangkan. Dengan
demikian maka siswa akan dapat berkembang dengan maksimal.
Kaitan dengan Modul Pengambilan Keputusan sebagai
Pemimpin Pembelajaran
Pada modul ini seorang pemimpin sudah mempelajari bagaimana caranya mengambil sebuah keputusan dengan sebaik-baiknya ketika berada dalam situasi dilema etika. Ada 9 langkah yang harus dilewati ketika mengambil dan menguji keputusan. Dalam pengelolaan sumber daya/aset juga dibutuhkan kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan saat melaksanakan pengelolaan sumber daya yang dimiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar