Jakarta, PendidikanIslam.id – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres KH Hasyim Muzadi memberikan pembekalan kepada para guru dan pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) dari 33 provinsi di Indonesia. Ia hadir dalam dalam kegiatan sarasehan nasional yang diseleggrakan oleh Direktorat PAI Kementerian Agama di Jakarta, Senin (13/6).
Kepada para guru dan pengawas PAI Kiai Hasyim berpesan, fokus pendidikan agama Islam tidak hanya memberikan informasi mengenai ajaran agama. Namun lebih dari itu adalah pengamalan ajaran agama dan penanaman akhlak.
“Jangan sampai pendidikan agama Islam itu hanya jadi berita agama, bukan amal dan akhlak,” pesannya di hadapan sekitar 400 perwakilan guru dan pengawas PAI se-Indonesia dari mulai tingkat TK, SD, SMP dan SMA/SMK.
Menurutnya, para guru PAI tidak boleh jam hanya mengandalkan pertemuan dengan para siswa di kelas dengan jam atau waktu yang terbatas. Para guru perlu mengawal perilaku keseharian siswa di luar jam berlajar PAI. Lebih dari itu para guru PAI harus bisa menjadi acuan para siswa dalam hal pengamalan agama dan akhlak.
Dalam kesempatan itu, mantan ketua umum PBNU itu juga mengingatkan bahwa jam pelajaran agama yang terbatas tidak bisa hanya diisi dengan olah pikir atau mengasah otak saja, karena di luar materi agama otak para siswa sudah berisi materi pelajaran yang lain.
Menurut Kiai Hasyim, para siswa perlu dibekali dengan olah rasa melalui diversifikasi pengajaran agama. “Sekalipun otak mereka terisi tapi hati mereka kosong. Nah yang kosong itu kita isi, karena otak mereka sudah penuh,” katanya.
Salah satu metode mengisi hati siswa yang kosong itu adalah dengan membiasakan mereka melakukan shalat-sahal sunnah dan membaca Al-Qur’an meskipunr mereka tidak mengetahui maknanya. “Dibaca saja Al-Qur’annya, lama-lama di hati mereka akan ada rasa. Setelah itu baru (otak) mereka kita isi,” kata Kiai Hasyim.
Pertemuan singkat dengan KH Hasyim itu dimanfaatan oleh para guru PAI untuk berdialog mengenai berbagai hal, antara lain mengenai pola pemahaman keagamaan masyarakat, pengembangan paham-paham transnasional, kondisi terkini di Timur Tengah, sampai respon umat Islam terhadap persolan pemilihan kepala daerah serentak terutama untuk DKI Jakarta. (Anam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar